Egomu Pemenangnya

Terakhir kau memaksaku untuk bercerita tentang Larasati, padahal sekian lama aku berusaha membunuh dirinya dalam hati dan pikiranku. Aku tau perihal rasa, akan banyak tentangnya yang akan menyakitimu, tapi kenapa, setiap kali ada celah kau terus mengarahkan pembicaraan kearahnya.

"Aku tidak ada apa-apanya jika dibanding Larasati." Ia kemudian mencoba membandingkan dirinya dengan Larasati.

Pahamku masing-masing wanita punya istimewanya, jika sudah begini aku seperti ingin mundur lagi, menanyai hatiku lebih dalam lagi, karena usahaku untuk mencintaimu mendadak sia-sia, harusnya dari awal aku paham, jika cinta bukan tentang usaha, tapi tentang nyaman dan terbiasa.

Tapi, terbiasaku adalah mendengarmu mengulik lagi tentang suatu hal yang seolah terpaksa kujalankan, sungguh sejauh ini berjalan dan hidup seatap denganmu, aku selalu berusaha melibatkan hatiku didalamnya.

"Kau tidak pernah benar-benar mencintaiku, aku tau itu," ucapmu sesenggukan.

"Tetap ada nama Larasati disana. Selamanya tidak akan hilang," lanjutmu dan tangis meledak.

Aku merapat kearahmu tapi sengaja tidak merubah posisiku, barangkali kau sudi meminjam bahuku untuk bersandar, atau melingkarkan tanganmu pada perut atau pinggangku, tapi kali ini kau memilih meninggalkanku seorang diri, terpaku dengan kebodohan dan bingung memilih dua pilihan.
Menyerah dan kembali sendiri atau mengejarmu yang terus akan melibatkan konflik-konflik berikutnya dengan nama Larasati sebagai penyebab.

Aku memilih mengalahkan egoku, kulangkahkan kaki mendekatimu yang masih sesenggukan di meja makan, ada rasa tidak tega melihatmu dengan pipi yang becek, tapi keputusanmu kali ini membuatku berantakan.

"Ijinkan aku pulang ke rumah Bapak, sementara waktu. Sampai aku tenang." Ucapmu berlalu dan bergegas mengambil ransel, memasukkan beberapa pakaian.

"Aku pamit," lanjutmu sebelum keluar rumah, saat itu pula mendung yang menggantung berganti gerimis.

#ODOPDay9
Lamongan, 18 September 2019

Comments

Popular posts from this blog

Tersembunyi di Balik Asumsi (1)

Perjumpaan Dengan Beringin

Altha: Diluar Nalar