Kenalkan, namaku: Altha

Seseorang yang tidak beruntung, berada di suatu tempat paling terkutuk di muka bumi, tempat yang mengalir sumpah-serapah istri-istri sah. Banyak hati yang kupatahkan saat harta berharga miliknya beralih jadi milikku sementara waktu. Tapi, semua ini diluar kendaliku.

Mendung yang singgah didiriku bertahun-tahun lamanya mendadak berganti terang, 'Hitam' hadir membawa harapan, pipiku yang basah diusapnya pelan-pelan, katanya 'Tidak semua yang terlihat buruk itu benar-benar buruk'

Namanya: Hitam, seseorang dibalik sampul hitam sebuah novel yang masih terbungkus plastik, yang waktu lalu kutemukan di stasiun. Entah siapa yang meninggalkannya atau mungkin ketinggalan, maafkan aku yang dengan lancang dan tidak tanggung jawab membawanya pulang dan sungguh hidupku berubah, lebih tepatnya cara pikirku.

Semesta selalu punya cara untuk menemukan dua anak manusia, cara yang susah dinalar tapi mampu terjadi, dari sebuah kecelakaan kecil, aku menemukan 'Hitam' mengulurkan tangan dan membopong tubuhku masuk dalam angkutan umum.

Wajahnya asing, namun senyum teduhnya membuatku meyakini jika seseorang yang duduk disebelahku adalah satu orang baik
yang sengaja dikirim Tuhan untuk membuka satu pintu kesadaran yang tertutup dendamku.

Macetnya jalanan, membuatku lebih lama berdekatan, ia tanyakan lagi dan lagi perihal 'apakah aku baik-baik saja?' dingin kutanggapi ucapannya dengan anggukan. Ia mengulurkan tangan, menyebutkan sebuah nama, bergiliran denganku, kukatakan:
'Kenalkan, namaku: Altha, seseorang yang seharusnya tak kau ijinkan masuk dalam hidupmu, karena akan ada banyak bebanku yang akan ikut membuatmu tidak tenang menjalani hidup'.

Lamongan, 14 September 2019
#ODOPDay6
#Tantangan1
#Fiksi

Comments

Popular posts from this blog

Tersembunyi di Balik Asumsi (1)

Perjumpaan Dengan Beringin

Altha: Diluar Nalar