Review Kumpulan Cerpen "11:11" Karya Fiersa Besari


Sumber: Instagram Fiersa Besari

Buku ke lima karya Fiersa Besari, yang menyedot perhatian saat pertama kali rilis, boomingnya kumpulan cerpen yang satu ini tidak kalah dengan buku sebelumnya yang juga terbitan Media Kita yaitu Novel yang berjudul “Konspirasi Alam Semesta (Kolase)” dan “Catatan Juang”, kumpulan prosa yang berjudul “Garis Waktu”, serta buku catatan perjalanan yang berjudul “Arah Langkah”.
Sebenarnya bisa tertebak isi buku dengan tema apa yang akan ditulis oleh seorang Fiersa Besari, yang merupakan seorang musikus, pendaki gunung, penulis dan menurutku beliau juga seorang pemerhati keadaan negerinya, yang terlihat dari beberapa postingan di akun media sosial yang ia gunakan yang seringkali membahas tentang isu-isu sosial dan kemanusiaan, hal ini berbanding lurus dengan karya-karyanya yang mengangkat tema yang sama, begitu pula pada Kumpulan Cerpen “11:11”.

Kumpulan Cerpen yang berjudul “11:11” adalah Albuk alias Album buku yang terbit pada tahun 2018, merupakan Album Buku ke dua setelah Album Buku sebelumnya yang berjudul “Konspirasi Alam Semesta”. Buku apik karya Fiersa Besari ini berisi sebelas cerpen yang mengusung berbagai genre, mulai dari yang bergenre roman sampai yang bertemakan humanistik dan sosial, selain itu latar cerita yang digunakan, bukan hanya sebatas di bumi, tapi juga alam lain. Dinamakan Album Buku, karena memuat cerita yang selaras dengan lagu yang dibingkai dalam Album musik karya Fiersa Besari, yang rilis beberapa tahun sebelumnya, atau istilahnya masing-masing cerita, mewakili masing-masing lagu.

Satu cerpen yang berjudul Harapan, merupakan cerpen yang memiliki tema kolaborasi antara roman dan humanistik, yang bercerita tentang hubungan seorang gadis angkuh bernama Mentari dengan pemuda bernama Timur. Dari sebelumnya hubungan mereka yang berjarak, akhirnya bisa dekat kembali setelah mereka berada dalam kegiatan yang sama yaitu perkemahan di bukit di belakang desa, Mentari yang awalnya menolak ikut kegiatan itu, akhirnya menyetujui dengan dalih mencari obat untuk patah hatinya. Semenjak mendengar kalimat-kalimat yang disampaikan Timur, ia kemudian mulai lupa dengan patah hatinya. Selepas perkemahan hubungan mereka semakin akrab dan terjalin hubungan serius yang dibuktikan dengan pembahasan soal pernikahan saat mereka bermain berdua di pulau.

Mereka terpisah, setelah Timur memilih untuk melanjutkan pendidikan ke kota, untuk mengejar impiannya menjadi seorang guru, sejak mereka menjalin hubungan jauh, hal itu semakin membuat ke duanya menjadi asing dan mereka benar-benar terpisah. Mentari memilih menikah dengan orang lain, cerita ini diakhiri dengan pertemuan Timur dengan anak Mentari yang bernama Jagat, seorang anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar yang berbicara tentang ketidakadilan yang terjadi di negeri ini, dalam puisi yang ia baca saat upacara bendera, ia membahas tentang ketidakadilan berlaku di dalam hidupnya, seperti: Ia yang kesulitan untuk bersekolah, atap sekolah yang bocor dan tentang Ibunya yang sakit dan tidak mampu berobat. Dari perjumpaannya dengan Jagat inilah, ending dari cerpen itu adalah pertemuan kembali antara Timur dan Mentari.

Sebuah kumpulan cerpen yang dibalut sampul yang menarik, ditambah judul yang mampu membuat orang yang melihat, akan penasaran untuk membacanya adalah sebuah kumpulan cerpen yang ditulis menggunakan bahasa yang mudah dipahami, ditulis menggunakan bahasa Indonesia yang benar, ditambah lagi tentang kata-kata yang luar biasa, selain itu juga memuat tentang kisah-kisah yang terjadi di sekeliling kita dan dibumbui dengan isu-isu sosial dan kemanusiaan yang membuat kita sebelumnya tidak begitu peduli dengan hal itu, kemudian akan tertarik untuk mencoba memahami lagi tentang isu-isu sosial dan kemanusiaan yang mestinya kita pahami.

Secara garis besar saya menikmati sebelas cerpen yang disuguhkan di dalamnya dan menandai dua cerpen yang menjadi favorit yaitu yang berjudul Harapan dan Senja bersayap. Beberapa kisah roman mampu membawa saya ikut melebur ke dalamnya, sementara yang menyinggung kasus sosial dan kemanusiaan sekaligus menampar dan menyadarkan saya tentang apa-apa yang sebenarnya perlu kita lakukan sebagai manusia.

#ODOPDay21
#Tantangan3

Comments

  1. Kmrin liat.. best seller ini buku.smoga nntbsa baca

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbaknya pengagum si bung jugakah?๐Ÿ˜„

      Delete
  2. Belum pernah baca. Jadi tertarik setelah baca tulisan kk. Thanks. Semangat kk

    ReplyDelete
  3. patut diperhitungkan jd koleksi buku nih

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tersembunyi di Balik Asumsi (1)

Perjumpaan Dengan Beringin

Altha: Diluar Nalar