Yang Terasingkan: Membekas
Selepas menyodorkan gadged dan ia mulai membaca, sesekali ia menunjukkan kepadaku bagian yang susah ia lafalkan, aku membacanya dan ia menirukan apa yang kusampaikan. “Sha.” Sapaku, membuatnya menghentikan aktifitasnya sesaat dan menoleh ke arahku. “Hm,” jawabnya. “Nggak semua hal harus diselesaikan dengan pisau lipat itu, Sha.” “Dalam keadaan yang seperti tadi, pisau itu harusnya menembus jantung si keparat itu, biar mati sekalian,” jawabnya dengan mata melotot, jawaban yang tegas. “Kalau dia nggak mati, hal itu akan terulangi lagi.” Belum juga menjawab, ia melanjutkan perkataannya. “Semua orang akan ada pada fase buruk sebelum baik, Sha. Siapa tahu dia khilaf." “Gue nggak perduli dia khilaf atau apalah, dia mungkin bisa jadi orang baik setelah itu, tapi bagaimana dengan si wanita yang menderita seumur hidupnya. Lo nggak pernah jadi korban, makanya lo dengan entengnya bisa ngomong kayak gitu.” Kali ini mukanya merah padam, ada amarah yang terlihat....
kalian perempuan
ReplyDeleteketurunan pasangan adam
kalian perempuan
nyala api tak kenal padam